Senin, 13 Desember 2010

KEGAGALAN KONSTRUKSI JEMBATAN SUNGAI LIONG BENGKALIS

Proyek Pembangunan Jembatan Sungai Liong bernilai Milyaran Rupiah di Kabupaten Bengkalis amburadul.  Pihak Kontraktorpun dibikin pusing tujuh keliling melihat kondisi gelagar Jembatan melengkung dan retak-retak.  Padahal kontraktor pelaksana merupakan perusahaan BUMN yang jelas sudah punya banyak pengalaman mengerjaan perkerjaan tersebut. 

Lalu apa penyebab melengkungnya gelagar tersebut? Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa  kemungkinan yaitu:

Kemungkinan pertama  :  adanya kesalahan dalam perencanaan (perhitungan struktur) oleh konsultan perencana.  Kesalahan ini dapat berupa kesalahan dalam memperhitungkan/mengasumsikan beban-beban yang bekerja pada jembatan, ataupun kesalahan dalam melakukan survey/penyelidikan tanah, sehingga data yang diperoleh tidak menggambarkan kondisi tanah yang ada.


Kemungkinan kedua : perencanaan sudah benar, tetapi ada kesalahan dalam pelaksanaan oleh kontraktor pelaksana.  Kesalahan ini memang sering terjadi karena pengawasan yang sangat minim, dan kontraktor pengin untung yang sebesar-besarnya.  Bisa saja kontraktor mengurangi semen dalam campuran beton, ataupun diameter besi yang digunakan (pengalamanku waktu dulu kerja di kontraktor... hehehe...)
    Lalu sebenarnya apa yang menyebabkan kegagalan struktur jembatan tersebut dan siapa yang bertanggung jawab ?  tanyakan saja pada rumput yang bergoyang.... he hehe...

    Sebelum ngomong ngalor ngidul ndak karuan, ada baiknya tengok dulu foto-foto berikut ini :
    Tampak Bentang Jembatan yang melengkung macam ular
    Para pekerja sedang mengatasi gelagar yang retak-retak dengan cara diplester
    Karena tak juga dapat mengatasi masalah, akhirnya jembatan dibongkar
    Menurut keterangan dari beberapa sumber, melengkungnya gelagar tersebut terjadi sesaat setelah dilakukan pengecoran.  Klo keterangan ini memang benar, berarti pihak kontraktor tidak memperhitungkan /mengantispasi kondisi tanah dasar sungai yang dijadikan dasar untuk mendirikan stelling/begisting jembatan tersebut, sehingga begisting tersebut tidak mampu menahan berat beton sebelum beton tersebut mampu menahan beban dirinya sendiri.

    Menurut pendapat saya, meskipun saya bukan Ahli Jembatan, dengan panjang jembatan kurang lebih 150m yang dibagi menjadi 3 bentang (1 bentang kurang lebih 50m) dengan konstruksi balok T seperti yang dilaksanakan sekarang ini, konstruksi jembatan tsb memang tidak akan mampu memikul beban yang bekerja.  Konstruksi Balok T hanya mampu untuk jebatan beton kurang dari 20m. Untuk bentang 16-18 m saja, dimensi balok T yang diperlukan kurang lebih 50x110cm.  Jadi untuk bentang 50m berapa dimensinya ya? (harus dihitung dulu nich...).  Apalagi ditambah adanya Struktur atas jembatan yang berbentuk lengkung mirip seperti konstruksi jembatan beton tipe busur (Concrete Arch Bridge), akan tetapi klo saya cermati bentuk lengkungan tersebut hanya sekedar aksesoris yang tentunya akan menambah beban jembatan. 
    Seharusnya untuk bentang jembatan 50m atau lebih, digunakan Gelagar beton prategang precast.


    Wallahualam.... 






    3 komentar:

    Anonim mengatakan...

    Boleh jadi adalah kesalahan dalam metode pekerjaan.
    Dalam jembatan model busur, maka lengkungan merupakan struktur utama yang akan digantungi oleh jembatan.
    Sehingga dalam pelaksanaan seharusnya yg dikerjakan terlebih dahulu adalah "lengkungya" bukan sebaliknya.
    Jika melihat kasus ini "lengkung dikerjakan terakhir" akan menjadi beban jembatan yg berakibat gelagar+perancah tidak bisa mendukung.

    Ajira Miazawa mengatakan...

    baru tau jembatan ini gagal konstruksi..

    Anonim mengatakan...

    Dilihat dari gambar, perancahnya ambles.

    Posting Komentar

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

     
    Powered by Blogger